Friday, April 17, 2020

Jenis - Jenis Master Rem (Master Silinder Rem)

Jenis & Macam Master Rem - Secara umum master rem (master silinder rem) dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :

1. Master Rem Tunggal (Single Master Cylinder)
Jenis ini digunakan pada sistem rem hidrolis untuk melayani keempat wheel cylinder / caliper. Pada master slinder rem tipe tunggal hanya terdapat satu piston didalamnya, dan satu piston tersebut digunakan untuk menekan cairan rem pada semua roda (keempat roda). 
Single Master Cylinder

2. Master Rem Ganda (Double Master Cylinder) / Tandem
Jenis ini digunakan sistem hidrolis untuk melayani roda bagian depan terpisah dengan roda bagian belakang, atau bagian roda sebelah kanan depan & kiri belakang terpisah dengan roda bagian kiri depan & kanan belakang.

Keuntungan pada master silinder tipe ganda (tandem) ini adalah ketika salah satu sistem tidak bekerja maka sistem lain tetap dapat berfungsi dengan baik.

Pada sistem penggerak roda belakang, piston no.1 untuk roda depan dan piston no.2 untuk roda belakang. Pada kendaraan penggerak roda depan, terdapat beban tambahan pada roda depan, untuk mengatasi hal ini digunakan diagonal split hydraulic system.
Double Master Cylinder


Tetapi, jika ditinjau dari bentuk piston master remnya, maka master rem ini dibagi menjadi 3 macam, yaitu :

1. Master rem tipe plunger
Tipe Plunger

2. Master rem tipe portless
Tipe portless

3. Master rem tipe konvensional
Tipe konvensional

Perbedaan antara ketiga macam master rem tersebut terletak pada bentuk konstruksi dari piston.

Thursday, April 16, 2020

Fungsi Scan Tool Atau Scanner

Fungsi Scan Tool Atau Scanner - Scan tool atau Scanner EFI merupakan alat diagnosa profesional yang digunakan oleh seorang mekanik / teknisi kendaraan yang berfungsi untuk menemukan kerusakan pada mobil dengan cara scanning data yang tersimpan di dalam memori ECU (Electronic Control Unit), scan ini dapat dilakukan dengan cepat & akurat.
Scan Tool Atau Sacanner EFI

Electronic Control Unit (ECU) yang ditempatkan pada kendaraan ada beragam jenis dan memiliki berbagai fungsi, seperti : Electronic Control Unit pada mesin (EFI), Sistem Rem (ABS & EBD), Body Mobil (BCM), Sistem Transmisi (ECT / TCU / EGS), Sistem AC, Sistem kemudi (Power Steering), dan lain - lain.

Ketika kerusakan terjadi pada sistem elektronik yang ada pada kendaraan, scanner inilah yang digunakan untuk mendeteksi kerusakan yang terjadi, terutama yang berhubungan dengan input sensor.

Tetapi, jika terdapat kerusakan manual pada mobil seperti bunyi beredecit pada kampas rem, oli tersumbat, atau setir yang belum digerakkan secara elektrik, maka biasanya dicari sendiri oleh mekanik. Hal tersebut dikarenakan tidak semua bengkel resmi memiliki alat scanner.

Selain harganya yang mahal, scanner universal memerlukan update untuk membaca teknologi terkini pada mobil - mobil yang beredar di pasaran. Data software dapat ditransfer dengan sistem dari semua merek dan tipe mobil.

Tetapi scanner yanh digunakan untuk sistem EFI juga sudah dapat di akses melalui smart phone dengan menggunakan aplikasi scanner dan menggunakan OBD bluetooth.

Fungsi Scan Tool / Scanner


1. Memberikan informasi seputar nilai variabel dari sensor atau aktuator, atau bisa disebut dengan istilah current data yang tentunya akan membantu seorang mekanik untuk mendiagnosa kerusakan pada mobil.

2. Memberikan informasi berupa kode kerusakan atau DTC (Data Trouble Code) yang terbaca oleh ECU (Electronic Control Unit). 

3. Mengetes aktuator (actuator testing). Jadi dapat menyalakan atau mematikan (ON/OFF) sistem AC, memajukan sudut pengapian, memperbesar atau memperkecil semprotan bahan bakar, ON/OFF kipas sistem pendingin radiator, dan lain-lain. 

4. Sebagai alat ukur lain berupa volt meter, osiloskop dan juga ada generator simulasi sinyal.

Beberapa Istilah Yang Terdapat Pada Scan Tool / Scanner

1. DTC (Diagnostic Trouble Code) 
DTC yaitu kesalahan sistem elektronik yang disebabkan oleh sensor-sensor, atau bagian lain yang mungkin bisa di deteksi oleh ECU.

2. Clear DTC / Erase DTC
Clear DTC digunakan untuk menghapus DTC (Data Trouble Code) yang tersimpan didalam memori ECU atau lebih mudahnya untuk mereset ECU.

3. Data Stream
Data stream digunakan untuk mengeluarkan data digital dari sistem yang dicek (misal engine, rem, transmisi dsb).

4. Function Test / Test Unit / Actuation Test
Yaitu menu scan tool yang berfungsi untuk melakukan tes tertentu, contohnya :
  • Mematikan Injector
  • Mematikan Ingniton Coil (Koil pengapian)
  • Menjalankan Fuel pump (pompa bensin)
  • Menjalankan Radiator Cooling Fan  (Kipas Radiator)
  • Menjalankan ISC (Idle Speed Control)
  • Dan lain - lain.

Sifat operasional dari tes ini bersifat sementara, karena hanya untuk memeriksa bahwa sistem tersebut dapat bekerja dengan normal atau tidak. Ada beberapa mobil yang menyediakan fungsi ini untuk mengatur CO, mengatur waktu dan juga mengatur rpm.

Prinsip Kerja Scan Tool / Scanner

Pada pripsipnya cara kerja scan tool ini sederhana, scan tool / scanner mendapatkan kode - kode angka berupa bilangan binner (0/1) yang dikirim oleh ECU, kemudian scanner menterjemahkan kode - kode tersebut ke dalam bentuk bilangan / angka - angka, grafik dan sebagainya.

ECU (Electronic Control Unit) mengirim suatu kode - kode ke scanner, scanner mengartikan kode-kode tersebut menjadi informasi yang bisa kita pahami. Dan begitu sebaliknya ketika kita menekan tombol pada scanner, scanner mengirimkan kode - kode ke ECU yang bisa dipahami olehnya, kemudian ECU mengirimkan kembali kode - kode ke scanner.
Diganosa Kerusakan, scanner menerima dan membaca data yang dikirim ECU

Kode - kode binner yang dikirim atau diterima dari scanner ke ECU & dari ECU kembali ke scanner dilakukan secara bergantian, ini disebut komunikasi secara serial. Semua komunikasi pada kendaraan untuk dikoneksikan keluar menggunakan komunikasi serial.

Pada prinsipnya terdapat 2 jenis komunikasi serial, yaitu komunikasi data serial secara sinkron dan komunikasi data serial secara asinkron.

Pada komunikasi data serial sinkron, clock dikirimkan bersama dengan data serial, sedangkan komunikasi data serial asinkron, clock tidak dikirimkan bersama data serial, tetapi dibangkitkan secara sendiri-sendiri baik pada sisi pengirim (transmitter) maupun pada sisi penerima (receiver).

Komunikasi data serial secara sinkron merupakan bentuk komunikasi data serial yang memerlukan sinyal clock untuk sinkronisasi. Sinyal clock tersebut akan tersulut pada setiap bit pengiriman data.

Sedangkan komunikasi asinkron tidak memerlukan sinyal clock sebagai sinkronisasi. Pengiriman data pada komunikast serial pada mikrokontroler tertentu dilakukan mulai dari bit yang paling rendah (LSB) hingga bit yang paling tinggi (MSB).

Perawatan Scan Tool / Scanner

  • Meletakan scantool pada tempat kering, terhidar dari tempat basah atau menghindarkan alat dari terkena air.
  • Menghindarkan scanner dari medan magnet.
  • Ketika akan menghidupkan kendaraan, scanner dimatikan terlebih dahulu.
  • Perlu diperhatikan juga kebersihan alat tersebut, sebelum dan sesudah pemakaian

    Wednesday, April 15, 2020

    Jenis - Jenis Alat Berat Dan Fungsinya

    Jenis - Jenis Alat Berat Dan Fungsinya - Alat berat adalah peralatan mesin berukuran besar yang didesain untuk melaksanakan fungsi  konstruksi seperti pengerjaan tanah (earthworking) dan memindahkan material - material lainnya. Keberadaan alat berat dalam setiap proyek, sangatlah penting, guna menunjang pembangunan infrastruktur maupun dalam mengeksplorasi hasil tambang, misalnya semen, batubara dll. Banyak keuntungan yang didapat dalam menggunakan alat berat yaitu waktu yang sangat cepat, tenaga yang besar, nilai- nilai ekonomis dan lainnya.

    Penggunaan alat berat yang kurang tepat dengan kondisi dan situasi lapangan pekerjaan akan berpengaruh berupa kerugian, antaralain rendahnya produksi, tidak tercapainya jadwal atau target yang telah ditentukan atau kerugian biaya perbaikan yang tidak semestinya. Oleh karena itu, sebelum menentukan tipe dan jumlah peralatan sebaiknya dipahami terlebih dahulu fungsinya.

    Alat berat merupakan faktor penting dalam proyek, terutama proyek - proyek konstruksi maupun pertambangan dan kegiatan lainnya dengan skala yang besar. Tujuan dari penggunaan alat - alat berat tersebut adalah untuk memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaannya, sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai lebih mudah dengan waktu yang relatif lebih singkat. Alat berat yang umum dipakai dalam proyek kostruksi antara lain :
    • Alat gali (excavator) seperti backhoe, front shovel, clamshell
    • Alat pengangkut seperti loader, truck dan conveyor belt
    • Alat pemadat tanah seperti roller dan compactor, dan lain lain. 

    Fungsi Alat Berat



    Alat berat dirancang untuk melakukan  berbagai kegiatan guna untuk mempermudah melakukan pekerjaan manusia, selain itu juga alat berat berfungsi untuk menghemat biaya pengeluaran perusahaan tersebut dan juga mempercepat operator dalam melakukan pekerjaan.

    Alat berat dikategorikan ke dalam dua klasifikasi. Klasifikasi tersebut adalah klasifikasi fungsional alat berat dan klasifikasi operasional alat berat.

    Klasifikasi Fungsional Alat Berat

    Klasifikasi fungsional alat berat adalah pembagian alat tersebut berdasarkan fungsi-fungsi utama alat. Berdasarkan fungsinya alat berat dapat dibagi atas  berikut ini:
    • 1. Alat pengolah lahan
    • 2. Alat penggali
    • 3. Alat pengangkut material
    • 4. Alat pemindahan material
    • 5. Alat pemadat
    • 6. Alat pemroses material
    • 7. Alat penempatan akhir material 

    Klasifikasi Operasional Alat Berat

    Alat - alat berat dalam pengoperasiannya dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain atau tidak dapat digerakan. Jadi  klasifikasi alat berdasarkan pergerakannya dapat dibagi atas berikut ini. Alat dengan penggerak Alat Statis

    Jenis - Jenis Alat Berat Dan Fungsinya

    1. Hidraulic Excavator
    Hidraulic Excavator

    Hydraulic Excavator adalah alat serba guna yang dapat dipergunakan untuk menggali, memuat dan mengangkat material. Terutama dipergunakan untuk menggali parit-parit saluran air atau pipa (pipe line). Dengan mengganti kelengkapan kerja tambahan (attachment).

    Konstruksi bagian atas dari hydraulic excavator dapat berputar 360 derajat, sehingga memungkinkan alat ini bekerja ditempat yang relatif sempit sekalipun. Dengan mengganti kelengkapan kerja tambahan (attachment). Alat ini dapat juga digunakan untuk pekerjaan - pekerjaan seperti :
    • Excavating (menggali)
    • Loading (memuat material)
    • Lifting (mengangkat beban)
    • Hammering (menghancurkan batuan)
    • Drilling (mengebor), dan lain sebagainya 

    2. Motor Grader 
    Motor Grader

    Motor grader merupakan alat perata tanah (Grader) berfungsi untuk meratakan pembukaan tanah secara mekanis. Disamping itu grader dapat dipakai pula untuk keperluan lain misalnya untuk  penggusuran tanah, pencampuran tanah, meratakan tanggul, pengurugan kembali galian tanah dan sebagainya.

    Akan tetapi khusus untuk penggunaan pada pekerjaan pengerukan kembali hasilnya kurang memuaskan. Beberapa pekerjaan yang dapat dikerjakan oleh Grader antara lain adalah:
    • Perataan tanah (Spreading)
    • Pekerjaan tahap akhir (finishing) pada �pekerjaan tanah�
    • Pencampuran tanah maupun pencampuran material (Side cast/mixing)
    • Pembuatan parit (Crowning Ditching)
    • Pemberaian butiran tanah (scarifying) 

    3. Wheel Tractor Scrapper
    Wheel Tractor Scrapper

    Alat ini merupakan peralatan serbaguna yang dapat digunakan untuk menggali, memuat, mengangkut dan membongkar muatan sekaligus. Ada dua jenis scraper, yaitu towed scraper dan
    motor scraper. Towed scraper dalam aplikasinya harus ditarik dengan bulldozer, karena tidak bermesin. Mampu menggali tanah yang cukup keras karena alat penggeraknya mempunyai traksi yang cukup tinggi, tapi daya mobilitasnya rendah. Jarak kerja efektif untuk towed scraper adalah 100 500m.

    Motor scraper yang bermesin, daya galinya agak kurang dan untuk tanah yang keras, motor scraper harus dibantu bulldozer. Fungsi bulldozer adalah untuk mendorong scraper saat menggali/mengisi muatan. Keuntungan penggunaan motor scraper adalah mempunyai daya mobilitas yang cukup tinggi. Jarak pemindahan efektif untuk motor scraper lebih jauh dari towed scraper, yaitu 200 ~ 2000 m.

    4. Dump Truck
    Dump Truck

    Merupakan peralatan utama dalam pekerjaan pemindahan material jarak menengah sampai jarak jauh (>500m). Pengisian muatan ke dump truck dilakukan oleh alat muat, sedangkan untuk pembongkaran muatan dapat dilaksanakan sendiri. Jenis Rigid Dump Truck digunakan pada medan kerja yang cukup terpelihara, tidak terlalu banyak tikungan tajam dan tanjakan tinggi.

    Dimana dalam kondisi ini Rigid Dump Truck mampu menerima beban penuh serta beroperasi dengan kecepatan tinggi. Rigid Dump Truck terbagi dua, yaitu Dump Truck off road (gambar 24a), biasanya berkapasitas besar (40-240 ton) dan digunakan di pertambangan besar.

    Sedangkan yang on-road adalah truk yang berkapasitas antara 10-30 ton (gambar 24b). Articulated Dump Truck teristimewa dipergunakan pada medan kerja yang berat, berlumpur, banyak tikungan tajam dan tanjakan tinggi.

    5. Bulldozer
    Bulldozer adalah traktor beroda rantai, serba guna dan memiliki kemampuan traksi yang besar. Digunakan untuk bermacammacam pekerjaan, seperti menggali, mendorong, menggusur, mengurug dan sebagainya.

    Efisien untuk kondisi medan kerja yang berat sekalipun, seperti daerah berbukit, berbatu, hutan dan sebagainya. Mampu beroperasi pada tanah kering hingga lembab.

    Pada kondisi tanah yang sangat lunak (liat berlumpur), dapat dipergunakan Swamp Bulldozer. Jarak pemindahan tanah dengan menggunakan bulldozer masih efisien sampai sejauh 100 meter.

    6. Wheel Loader
    Wheel Loader

    Wheel loader adalah alat pemuat beroda karet (ban), Wheel loader berfungsi sebagai alat pemuat hasil galian/gusuran dari alat berat lainnya seperti Buldoser, Grader dan sejenisnya. Pada prinsipnya Wheel Loader merupakan alat pembantu untuk mengangkut material dari tempat-tempat penimbunan ke alat pengangkut lain.

    Selain itu Loader dapat digunakan sebagai alat pembersih  lokasi (Cleaning) yang ringan, untuk menggusur bongkaran, menggusur tonggak - tonggak kayu kecil, menggali pondasi basement dan lain-lain. Penggunaannya hampir sama dengan dozer shovel. Perbedaannya terletak pada landasan kerjanya, dimana landasan kerja untuk wheel loader harus relatif rata, kering dan kokoh.

    Dipergunakan terutama pada pengoperasian yang menuntut kecepatan & mobilitas tinggi, serta tidak diperlukan traksi yang besar (umumnya material yang dikerjakan dalam keadaan gembur dan tidak berat).

    7. Track Type Tractor
    Track Type Tractor Atau Bulldozer

    Track Type Tractor atau Bulldozer atau Dozer adalah alat yang dirancang untuk mendorong material, meratakan atau menyebarkan material, mengupas permukaan tanah dan penggunaan lainnya yang sesuai.

    8. Crane
    Crane

    Crane termasuk di dalam kategori alat pengangkut material karena alat ini dapat mengangkut material secara vertikal dan kemudian memindahkannya secara horizontal, dengan cara mengaitkan material tersebut pada hook yang tergantung di wire rope.

    Jarak pemindahannya hanya sejauh radius putar towernya. Dengan diganti kelengkapan kerjanya alat ini juga dapat dipergunakan untuk menancapkan tiang pancang (pipe layer), menggali dan memuat (clampshell dan dragline). Konstruksi bagian atas dapat berputar 3600 seperti excavator, dengan jangkauan yang lebih jauh.

    9. Compactor
    Compactor

    Alat ini digunakan untuk memadatkan tanah agar mencapai nilai kepadatan yang diinginkan, sesuai dengan beban/muatan serta frekuensi lintasan yang akan di derita oleh material yang dipadatkan tadi. Compactor dengan vibro / getaran akan lebih cepat memadatkan material untuk mencapai kepadatan yang diinginkan.

    Pemakaian kelengkapan smooth drum dipakai untuk memadatkan material yang bersifat lepas dan kandungan air (moisture contents) rendah, atau untuk pemadatan finishing; sedangkan kelengkapan pad-foot drum digunakan untukmaterial/tanah yang bersifat lunak dengan kandungan air cukup tinggi.

    10. Dozer Shovel
    Dozer Shovel

    Dozer Shovel adalah pemuat beroda rantai. Digunakan untuk pekerjaan memuat seperti mengisi logging truck, dump truck, hopper atau memindahkan material jarak pendek secara load &
    carry.

    Efisien untuk dioperasikan di daerah yang mempunyai landasan kerja yang rata sampai dengan tidak rata atau kasar, serta mampu bekerja dengan baik pada kondisi tanah kering hingga lembab.

    11. Belt Conveyor
    Belt Conveyor

    Rangkaian ban berjalan belt conveyor didesain sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi untuk memindahkan material dari satu mesin ke mesin lainnya agar bisa diproses secara kontinyu. Pada material sabuknya bisa terbuat dari logam ataupun karet. Mesin ini memanfaatkan kapabilitas transmisi tinggi dan transmisi jarak jauh untuk memindahkan material industri tambang seperti basal, granit, kuarsa dan material lainnya.

    Belt conveyor menggunakan struktur yang sederhana namun cukup canggih. Struktur mesinnya mudah dioperasikan meski memiliki kapasitas pemindahan yang tinggi untuk jarak cukup panjang. Dalam kondisi tertentu, belt conveyor dilengkapi beberapa komponen di luar komponen utamanya seperti scraper conveyor  untuk memudahkan fungsi belt conveyor dalam memindahkan material pertambangan maupun kemasan produk.

    Tuesday, April 14, 2020

    Fungsi Sudut Toe Dan Pengaruh Dalam Pengemudian

    Fungsi Sudut Toe Dan Pengaruh Dalam Pengemudian - Hampir semua kendaraan roda empat atau lebih mempunyai Toe dan hampir semuanya bisa dilakukan penyelarasan atau penyetelan. Toe mudah sekali berubah, perubahan ini dikarenakan banyak faktor antara lain : 
    • 1. Perubah kondisi rangka atau body mobil
    • 2. Kerusakan pada komponen sistem suspensi independen
    • 3. Perbaikanpada komponen sistem suspensi independen
    • 4. Kerusakan pada komponen sambungan-sambungan kemudi
    • 5. Pergantian pada komponen sambungan kemudi

    Perubahan tersebut jika tidak dengan segera dilakukan penyelarasan atau penyetelan sesuai spesifikasi pabrik pembuat kendaraan , maka ban mobil tersebut akan cepat aus selain pengemudian kurang baik. 

    Sudut Toe Terdapat 3 Macam, Yaitu :


    1. Toe-In (Toe Positif)

    Toe-in atau toe negatif adalah jarak roda depan bagian depan dengan roda depan bagian belakang. hampir semua kendaraan dengan kategori angkutan menggunakan spesifikasi toe positf yang besarnya tergantung dari data spesifikasi masing-masing merek mobil.

    Toe juga dapat digunakan untuk mengubah sifat penanganan kendaraan. Toe-in biasanya akan mengakibat kan berkurangnya oversteer, membantu menstabilkan mobil dan meningkatkan stabilitas kecepatan tinggi. 

    Sebuah kendaraan dengan sistem penggerak roda belakang "mendorong" ban pada aksel depan menggelinding sepanjang jalan. Dengan adanya Rolling resistance Ban menyebabkan sedikit ada tarikan yang mengakibatkan gerakan lengan suspensi ke belakang terhadap bushingnya.

    Karena itu, sebagian besar kendaraan dengan penggerak roda belakang menggunakan spesifikasi Toe positif (toe-in) untuk mengkompensasi gerakan tersebut, yang memungkinkan ban untuk berjalan dengan kecepatan roda sejajar satu sama lain. Adapun Toe positif adalah jarak roda depan bagian depan lebih pendek dari pada jarak roda depan bagian belakang
    Toe-In (Toe Positif)

    2. Toe-Out (Toe-Negatif)

    Toe Negatif atau toe out adalah jika jarak roda depan bagian depan lebih panjang dari pada roda depan bagian belakang, atau roda bagian depan miring keluar terhadap geometri centerline jika dilihat dari atas kendaraan. 

    Untuk roda bagian depan biasanya dikondisikan dalam spesifikasi toe out, jika kendaraan berpenggerak depan. Hal ini bertujuan untuk mengkompensasi perubahan pada steering linkage dan roda ketika kendaraan bergerak.

    Ketika kendaraan bergerak, toe akan menurun dikarenakan roda meluruskan kembali pada saat akselerasi dan steering linkage melentur sedikit demi sedikit. Penyetelan toe-out biasanya akan mengakibatkan berkurangnya understeer, membantu membebaskan mobil terutama saat belok tajam memasuki tikungan. 

    Perubahan toe terjadi ketika pada tie rod kemudi berubah panjang atau terinstalasi pada sudut yang salah. Hal ini akan menarik atau menekan knuckle arm (lengan kemudi) dan roda membentuk sudut atau ukuran toe yang baru.
    Fungsi Toe Sebagai Koreksi Camber (Saat Jalan Lurus)
    Pada saat kendaraan berjalan lurus , reaksi rolling camber positif menyebabkan roda menggelinding ke arah luar oleh sambungan kemudi (steering linkage) roda dipaksa bergerak lurus ke arah jalannya kendaraan. 

    Akibatnya roda menggelinding dengan ban menggosok pada permukaan jalan. Reaksi toe-in mengakibatkan roda menggelinding ke arah dalam, sehingga efek rolling camber ke arah luar dapat diatasi sehingga roda dapat menggelinding lurus tanpa terjadi ban menggosok pada permukaan jalan, sehingga dapat  :
    • Menghemat ban / keausan ban merata.
    • Pengemudian stabil / tidak timbul getaran.


    Toe-Out (Toe Negatif)

    3. Toe-Zero (Toe-Nol)

    Sudut toe netral (0) adalah sumbu roda segaris dengan aksis memanjang kendaraan jika dilihat dari atas kendaraan. Berikut gambar toe netral yang dimana sudut A (depan) = sudut B (belakang). 

    Mode Operasi Pada ECU (Electronic Control Unit)

    Mode Operasi Pada ECU (Elektronic Control Unit) - Ecu merupaka sistem pengontrol yang terdapat pada mobil EFI berisi rangkaian elektronika dan software.

      Berikut Mode - Mode Operasi Pada ECU (Elektronic Control Unit) :

      1. Mode Start
      a. Ketika kunci kontak pertama kali ke posisi ON :

      ECU mensuplai tegangan 12 volt ke relai pompa bensin selama 2 detik dengan cara memassakan arus pengendali relay. Akibatnya pompa bensin dapat membangun tekanan dalam sistem bahan bakar.

      Jika mesin tidak perputar, tidak akan ada pembangkitan tegangan referensi oleh ECU. Rangkaian pengendali relai pompa bensin tidak dimassakan untuk mematikan / off- kan pompa.

      b. Sebelum mesin berputar saat kunci kontak ON, ECU menerima sinyal untuk pembacaan-pembacaan data seperti :
      • Temperatur air pendingin
      • Temperatur udara masuk
      • Tekanan atmosfer (MAP/BARO) atau massa udara dari MAF Sensor dan posisi katup gas untuk menentukan perbandingan campuran udara bensin yang pertama.  

      c. Selama mesin berputar waktu start :

      ECU mengirim pulsa ke injektor berdasarkan pulsa referensi rpm. Jika temperatur air pendingin rendah, lebar pulsa injektor diperpanjang dan terjadilah pengayaan perbandingan campuran udara-bensin.

      Jika temparatur air pendingin naik, lebar pulsa menjadi lebih pendek dan perbandingan campuran udara-bensin menjadi lebih kurus. Pada waktu start perbandingan udara-bensin ditentukan oleh ECU berkisar dari 1.5:1 pada 36 derajat C (-38F) sampai 14.7:1 pada 94 derajat C (202F)

      Catatan :
      • Mode start normal injektor menyemprotkan bensin mengikuti prosedur di atas selama katup gas menutup penuh.
      • Jika trotel dibuka, biarpun kecil, perbandingan campuran udara-bensin akan berubah.

      2. Mode Pembersih Saat Banjir Bensin 
      Jika mesin banjir bensin, pengemudi dapat menekan pedal gas sebesar 80% atau lebih besar untuk mengaktifkan Mode Pembersih Saat Banjir, agar lebih mudah meyakinkan bahwa katup gas telah dibuka 80% untuk mengaktifkan mode ini maka dapat dilakukan dengan menekan pedal gas secara penuh ke lantai (katup gas akan terbuka penuh).

      Pada waktu katup gas terbuka penuh dan putaran mesin dibawah 600 rpm (saat start) maka ECU memberikan pulsa injektor dengan perbandingan campuran udara-bensin 20:1. Bahkan memungkinkan pula beberapa saat injektor akan menghentikan penyemprotan secara total/ECU mematikan pulsa-pulsa injektor.   

      3. Run Mode (Mode Jalan) 
      Mode Jalan mempunyai 2 kondisi : Loop Terbuka (open loop) dan Loop Tertutup (closed loop). 

      4. Open Loop (Loop Terbuka) 
      Ketika mesin dihidupkan/distart pertama kali, sistem adalah dalam loop terbuka, ECU tidak menggunakan sinyal oksigen sensor, sebagai pengganti ECU menghitung rasio campuran udara- bensin dari sensor-sensor TP, ECT, MAP/MAF, IAT dan CKP. 

      Sistem akan berjalan dalam loop terbuka sampai kondisi-kondisi berikut ditemui :

      Tegangan keluar oksigen sensor bervariasi, suhu mesin sudah mencapai temperatur kerja dan oksigen sensor telah mengirimkan sinyal secara akurat ke ECU. Sensor air pendingin mesin telah mengirimkan sinyalnya ke ECU dan suhu kerja mesin telah tercapai.

      Lamanya waktu setelah start sudah tercapai, besaran waktu ini telah disimpan dalam data software memeori ECU sedemikian rupa dan disesuaikan dengan keadaan operasional mesin saat itu.

      5. Closed Loop (Loop Tertutup) 
      Ketika sinyal O2 Sensor, sensor temperatur air pendingin (ECT) dan kondisi-kondisi operasional mesin sudah bekerja sesuai dengan data pada software closed loop, maka ECU berubah ke loop tertutup. Loop tertutup berarti ECU memeriksa dan memperbaiki rasio campuran udara-bensin berdasarkan perubahan sinyal tegangan dari O2 Sensor (Oksigen sensor). 

      Bila sinyal O2 Sensor di bawah 450 mV, ECU akan menaikkan lebar pulsa injektor untuk memperkaya pernadingan campuran udara-bensin, ketika tegangan sinyal O2 Sensor naik di atas 450 mV, ECU mengurangi lebar pulsa injektor membuat perbandingan campuran lebih kurus. 

      Pada loop tertutup sensor yang lain tetap bekerja sebagaimana mestinya untuk memberikan input pada ECU.   Dengan kekonstanan pengindraan oksigen yang terkandung dalam gas buang, ECU dapat mempertahankan perbandingan campuran udara-bensin mendekati rasio ideal 14.7:1 (stokiometrik), agar katalitik konverter dapat bekerja secara effisien.   

      6. Semi-Loop Tertutup 
      Guna meningkatkan penghematan bensin, dalam beberapa tipe ECU, sub-mode loop tertutup diprogramkan. Sub-mode ini disebut semi-loop tertutup, terjadi selama pengendaraan di jalan raya kecepatan tinggi dan beban mesin ringan. ECU mengatur bensin lebih kurus dari 14.7:1.

      Converter Protection Mode (Mode Perlindungan Katalitik Konverter) ECU memonitor secara konstan operasional mesin melalui input-input seperti oksigen sensor, dan kondisi-kondisi perkiraaan yang dapat menyebabkan katalitik konverter mencapai temperatur yang berkelebihan. Jika ECU menemukan bahwa kondisi panas lanjut konverter terjadi, sistem kembali ke loop terbuka, dan memperkaya campuran bensin yang dapat mendinginkan konverter.  

      7. Acceleration Enrichment Mode (Mode Akselerasi Percepatan) 
      Ketika katup gas dibuka dengan cepat atau akselerasi, pembukaan katup gas ini akan menyebabkan penambahan secara simultan tekanan dalam manifold absolute pressure (MAP) atau massa udara (MAF) dan juga terjadi perubahan yang cepat pada sudut katup gas. 

      Penyemprotan bensin harus ditingkatkan untuk mengimbangi udara yang berlebih juga untuk respon perubahan tiba-tiba sinyal TP dan MAP/MAF, lalu ECU mengatur pulsa injektor yang lebih panjang agar campuran tidak menjadi kurus.   

      8. Decceleration Enleanment Mode (Mode Pengurangan Kecepatan) 
      Ketika mesin menurunkan kecepatan, campuran udara-bensin yang lebih kurus dibutuhkan guna mengurangi emisi hidrokarbon (HC) dan karbon monoksida (CO). ECU menerika data pengurangan tekanan atau massa udara dari MAP/MAF Sensor dan pengurangan posisi sudut katup gas (TP sensor) untuk menghitung dan pengurangan /penurunan dalam lebar pulsa injektor. 

      Pengurangan kecepatan mungkin sebagian atau secara penuh atau pengemudi mungkin tiba-tiba mengembalikan katup gas pada posisi akselerasi atau posisi idel ECU akan dapat menyesuaikan dengan tepat waktu dari segala operasional tersebut. 

      Apabila pengurangan kecepatan sampai katup gas pada posisi tertutup, ECU menyensor/mengindera bahwa pengemudi bermaksud ke mesin kembali ke putaran idel, penyemprotan bensin mungkin diputus sama sekali (pengurangan kecepatan dengan pemutusan injeksi) jika mendekati putaran idel kembali penyemprotan bensin dilakukan lagi agar putaran idel dapat dipertahankan   

      9. Fuel Cut-Off Mode (Mode Pemutusan Bensin) 
      Salah satu tujuan pemutusan bensin adalah untuk menghentikan penyemprotan bensin dari mesin selama kondisi-kondisi pengurangan kecepatan, misalnya ketika pengemudi melepas pedal gas dan kecepatan kendaraan masih relatif tinggi, maka ECU akan memutuskan penyemprotan bensin, misalnya saat menutun, atau jalan datar tapi pengemudi tiba-tiba tidak menekan pedal gas.

      ECU mungkin juga diprogram untuk memutuskan aliran bensin untuk alasan keamanan ketika mesin belum mencapai putaran maksimum (speed limiter), nilai putaran maksimum ini berbeda pada setiap mesin kendaraan. 

      Pemutusan bensin juga terjadi ketika pengapian dimatikan �OFF�, tanpa pulsa-pulsa referensi pengapian dari CKP Sensor, ECU tidak mengaktifkan injektor dan tidak ada bensin yang disemprotkan untuk mencegah dieseling atau run-on.   

      10. Selective Fuel Cut-Off (Pemutusan Bensin Selektif) 
      Adakalanya pemutusan bensin selektif digunakan dalam beberapa penerapan untuk pengaturan torsi mesin dan perlindungan mesin dari kerusakan. Dalam penerapan ini ECU dapat mematikan injektor apabila terjadi kondisi-kondisi seperti di bawah ini; Torque management enabled (pengaturan torsi); digunakan untuk mengurangi torsi selama transmisi berganti kecepatan. 

      Traction Control Enabled (kontrol traksi) : terjadi untuk mengurangi torsi saat pengereman. High Coolant Condition (kondisi sistem pendingin kurang sempurna) - melindungi mesin over heating, jika tidak ada bensin diinjeksikan ke silinder-silinder tertentu, sedikit panas dibangkitkan akan dapat mengurangi temperatur air pendingin. 

      11. Backup Mode 
      Dalam mode ini ECU bekerja melalui kalibrasi data internal yang memungkinkan ECU untuk menjalankan mesin dengan hanya melalui input-input rpm, posisi katup gas dan temperatur air pendingin untuk merubah penghitungan penyemprotan bensin. Peristiwa ini hanya terjadi saat ECU tidak dapat menerima secara normal masukan data dari sensor yang lain, meskipun demikian mesin masih dapat hidup meskipun engine check lamp ( MIL) menyala.   

      12. Mode Koreksi Tegangan Baterai 
      ECU yang cerdas juga dapat bekerja dan menyesuaikan diri dengan tegangan baterai hal ini diesebut dengan Mode Koreksi Tegangan Baterai, ECU akan mengoreksi kerja untuk mengimbangi variasi-variasi tegangan baterai ke pompa bensin dan injektor, ECU mengubah lebar pulsa pembukaan injektor guna mengkoreksi tegangan yang bervariasi pada baterai. 

      Ketika tegangan baterai turun, pompa bensin melambat dan volume bensin turun. untuk mengimbanginya, ECU menambah lebar pulsa injektor. Mode koreksi tegangan baterai ini selalu bekerja dengan akurat pada setiap kondisi operasional mesin. ECU juga melakukan mode ini saat tegangan baterai rendah waktu putaran idel atau mesin distart, ECU juga mengatur arus primer dengan penambahan waktu sudut dwell, agar kemampuan percikan bunga api pada busi tetap stabil meskipun tegangan baterai berubah.

      8+ Cara Mengatasi Hp Xiaomi Yang Tidak Bisa Internetan


      Jaringan tidak muncul di xiaomi merupakan salah satu penyebab hp tidak bisa akses internet. Lantas bagaimana cara mengatasi data seluler tidak muncul di hp xiaomi tersebut ?

      Tentu sebagai pengguna hp xiaomi tentu kita pernah mengalami masalah internet hp xiaomi error seperti mobile data hp xiaomi tidak bisa aktif, data seluler xiaomi tidak muncul, sinyal xiaomi lemah, data seluler aktif tapi

      Sunday, April 12, 2020

      6 Cara Memunculkan Sinyal HP Xiaomi Redmi Hilang Total


      Jaringan yang tidak stabil bisa mengakibatkan hp xiaomi tidak ada sinyal. Efeknya kamu tidak akan bisa akses internet karena sinyal xiaomi hilang total.

      Banyak faktor yang menjadi penyebab xiaomi tidak ada sinyal, antena penguat sinyal lemah salah satunya. Salah satu ciri cirinya adalah muncul tanda silang pada sinyal hp xiaomi.

      Pengguna hp xiaomi garansi distributor pasti sangat paham, sebab